Menurut WHO (World Health Organization), deabetes merupakan penyakit
kronis, yang terjadi apabila pankreas tidak menghasilkan insulin yang
cukup, atau ketika tubuh tidak lagi menggunakan insulin yang
diproduksinya secara efektif. Hal ini mengakibatkan terjadinya
peningkatan konsentrasi glukosa dalam darah yang dikenal dengan istilah
hiperglikemia.
Ginjal
tidak dapat menahan hiperglikemia ini, karena ambang batas untuk gula
darah adalah 180 mg% di dalam tubuh sehingga apabila terjadi
hiperglikemia maka ginjal tidak dapat menyaring dan menyerap sejumlah
glukosa dalam darah. Ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa
yang tersaring keluar apabila konsentrasi glukosa dalam darah cukup
tinggi, akibatnya glukosa dalam darah cukup tinggi, akibatnya glukosa
tersebut diekskresikan melalui urin (glukosuria)
Ekresi
ini akan disertai dengan pengeluaran cairan dan elektrolit yang
berlebihan. Keadaan ini disebut dengan diuresis osmotik. Akibat hal ini,
penderita akan mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan
sering merasa haus (polidipsi)
Advanced Glycation End-Product (AGEs)
Advanced
Glycation End-Product (AGEs) adalah hasil dari rantai reaksi kimia
glikasi awal. Jika kadar gula tinggi dalam makanan anda, maka indikasi
ini mungkin muncul. Hamipir semua gula darah memberikan energi yang
tubuh anda butuhkan. Namun demikian, sejumlah kecil gula darah anda
terglikasi untuk membentuk Advanced Glycation End-Product (AGEs).
Selain itu, gula sederhana seperti fruktosa dan galaktosa melalui
glikasi hampir sepuluh kali lebih tinggi dari glukosa.
Review
jurnal penelitian terpublikasi berjudul Diabetologia, dari Fakultas
Kedokteran University of Western Australia yang juga bekerjasama dengan
pusat penelitian Jantung di Australia menyatakan bahwa AGEs adalah
kelompok yang kompleks dan heterogen dari senyawa yang telah terlibat
dalam diabetes dan ada kaitnnya dengan penyakit komplikasi yang terjadi.
Sampai
sejauh ini, tidak banyak yang mengetahui bahwa ternyata AGEs adalah
penyebab atau akibat dari komplikasi yang terjadi. Penelitian ini
membahas proses kompleks pembentukan kimia dari zat AGEs ini dan kaitan
zat ini sebagai penyebab penyakit (patogen) secara biokimia terutama
dalam kaitannya dengan komplikasi mikrovaskuler pada diabetes seperti
retinopati (gangguan retina), nefropati (gangguan sel ginjal), dan
neuropati (gangguan sel syaraf) serta peran AGEs dalam mempercepat
vasculopathy (gangguan sel-sel pembuluh darah) pada diabetes. Konsep
stress karbonil sebagai penyebab terbentuknya AGEs disebutkan juga pada
penelitian ini.
Penelitian ini juga membahas perubahan
AGEs dalam tubuh, terutama dalam kaitannya dengan perubahan yang terjadi
seperti perubahan usia, riwayat penyakit diabetes dan gangguan
komplikasinya seperti nefropati.
Masalah yang timbul
dan ditekankan dalam penelitian ini berkaitan dengan metode terbaru dari
deteksi AGEs dan pengukurannya, termasuk kurangnya metode pendeteksian
yang patent atau ukuran pengukuran. Agen yang digunakan untuk pengobatan
akumulasi AGEs ditinjau dan diuji dengan penekanan pada hasil percobaan
fase III terbaru menggunakan Aminoguanidin dan terkait keberadaannya
terhadap komplikasi diabetes.
Keterkaitan AGEs dan Diabetes Melitus
Sebagai
seorang dokter di University Medical Center Groningen, Dr. Andries J.
Smit (MD, PhD) selama ini mencari pemeriksaan non-invasive yang akurat
untuk mengdiagnosis diabetes. Berbekal pengalaman selama 15 tahun
sebagai Endocrinologist (Ahli kel. Endokrin) yang mengabdi sebagai
kepala
pada unit penyakit pembuluh darah, beliau melakukan banyak penelitian
shubungan dengan gangguan penyakit Diabetes dan pembuluh darah.
Keahliannya
di bidang obat-obatan, organ tubuh dan gelar profesor di bidang
hipertensi serta gangguan pembuluh darah terbukti melalui berbagai
penelitian yang sudah diterbitkan dilebih dari 200 jurnal terpublikasi.
Puncak dari semuanya itu ialah keberhasilan sebuah perusahaan teknologi
DIAGNOPTICS yang berbasis di Belanda dalam kerjasama dengan Dr. Andries
untuk membuat suatu alat yang dapat mengukur jumlah AGEs di dalam tubuh.
Pengukuran AGEs memberikan setiap individu gambaran kesehatan sehingga
mereka dapat mengelola jumlah AGEs. Hal ini dilakukan agar jangan sampai
bahaya akan gangguan kesehatan mulai mengintip tanpa anda sadari karena
gejala klinis mulai terasa karena kelalaian dalam mengatur jumlah AGE
dalam tubuh.